Manado — Studi Banding FFIL Universitas Klabat menjadi salah satu agenda pembelajaran berbasis pengalaman nyata yang diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat Universitas Klabat (FFIL UNKLAB). Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 3 November 2025, di Vihara Dhammadippa, Jalan Sudirman, Kecamatan Wenang, Manado. Rombongan studi banding terdiri dari mahasiswa Kelas Agama Hindu, Buddha, dan Confusius, dipimpin langsung oleh Pdt. James Watopa, MAEd selaku dosen mata kuliah sekaligus pembina kegiatan.
Tujuan utama dari Studi Banding FFIL UNKLAB adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami ajaran agama Buddha secara langsung dari sumbernya. Hal ini sejalan dengan visi FFIL untuk membangun wawasan keberagamaan yang inklusif, menghargai perbedaan, dan memperkuat sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sesampainya di lokasi, rombongan FFIL UNKLAB disambut dengan hangat oleh pihak Vihara Dhammadippa. Mahasiswa diterima secara resmi oleh Bapak Virya Dhamma Mongkaw, S.ST, selaku Ketua Dua Yayasan Dhammadippa. Beliau menyampaikan bahwa kunjungan seperti ini penting untuk membuka ruang dialog lintas agama sehingga generasi muda dapat memahami keberagaman secara lebih utuh.
Salah satu bagian utama dari Studi Banding FFIL UNKLAB adalah sesi ceramah rohani yang dibawakan oleh Romo Rully Wikarta, A.Md. Romo Rully menjelaskan bahwa inti ajaran Buddha berfokus pada upaya mengelola hati dan pikiran agar bebas dari penderitaan. Materi disampaikan melalui penjelasan mengenai Empat Kesunyataan Mulia (Ariya Sacca), yaitu fondasi ajaran Buddha Dharma.
Empat Kesunyataan Mulia (Ariya Sacca):
- Kebenaran tentang Dukkha (Penderitaan)
Kehidupan manusia tidak terlepas dari penderitaan, mulai dari kelahiran, usia tua, sakit, kematian, hingga kehilangan sesuatu yang dicintai. -
Kebenaran tentang Dukkha Samudaya (Asal Mula Penderitaan)
Penderitaan muncul akibat keinginan atau nafsu (tanhā) dan ketidaktahuan batin (avidyā). -
Kebenaran tentang Dukkha Nirodha (Lenyapnya Penderitaan)
Penderitaan dapat diakhiri dengan melepaskan semua keinginan duniawi sehingga seseorang mencapai kedamaian sejati dan bebas dari reinkarnasi. - Jalan Menuju Lenyapnya Penderitaan (Ariya Atthangika Magga)
Dikenal sebagai Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu: Pengertian Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Mata Pencaharian Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar.
Mahasiswa terlihat sangat antusias ketika Romo Rully menjelaskan bagaimana konsep ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai latihan kesadaran diri dan kedamaian batin.
Setelah pemaparan materi, sesi dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan seputar cara pandang Buddha mengenai kehidupan, nilai moral, hingga makna spiritualitas. Dialog berlangsung secara hangat dan penuh rasa saling menghargai.
Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi kenangan serta jamuan ringan yang diberikan oleh pihak Vihara Dhammadippa.
Melalui Studi Banding FFIL UNKLAB, mahasiswa memperoleh pembelajaran bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima keberagaman, tetapi memahami esensi ajaran agama lain secara langsung. Pengalaman ini memungkinkan mahasiswa:
-
Memahami agama Buddha bukan dari teori, tetapi dari sumbernya
-
Mengembangkan sikap saling menghargai antarumat beragama
-
Mengasah perspektif dialog yang moderat dan terbuka
Pdt. James Watopa, MAEd menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk belajar menjadi pribadi yang bijaksana, mampu berdialog dengan penuh keteduhan, serta menjadi agen perdamaian di lingkungan masyarakat.
Studi Banding FFIL UNKLAB bukan sekadar kunjungan akademik, melainkan wujud nyata komitmen universitas untuk membangun pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dalam keberagaman.
Baca Berita Lainnya:
Kunjungan Pimpinan UNKLAB ke SLA Mebali Toraja dan SMA Advent Makassar