Praying and Exercising: Nurturing Body and Soul bersama BWA UNKLAB

Bakti Wanita Advent memiliki marwah mulia untuk memberdayakan semua potensi perempuan untuk tidak pernah lagi menjadi secondary citizen di semua lini kehidupan. Sebut saja gereja, keluarga dan juga market place. Bukan apa-apa sebetulnya. Hanya saja, banyak potensi perempuan tidak tergali imbas minimnya kesempatan berkarya. Alih-alih unjuk gigi dalam artian positif, perempuan malah terbelenggu dengan stigma lama: “Dapur aja lah udah cukup. Gak usah mikir yang aneh-aneh!”.

BWA UNKLAB sangat berbeda. Secara harafiah, wanita diberi kesempatan seluas-luasnya untuk membaktikan diri lewat talenta apa saja yang Tuhan karuniakan. Tak heran, banyak perempuan hebat bermunculan dari lingkup keluarga besar Universitas Klabat. Amati dengan cermat, mereka bergerak di semua lini. Sebut saja. Pasti ada peran penting perempuan di sana.

Minggu 1 Oktober 2023. BWA UNKLAB kembali menggelar sebuah event bertajuk “Praying and Exercising: Nurturing Body and Soul”. Tak tanggung-tanggung semua peserta diajak untuk membangunkan fajar di ufuk timur. Persis seperti Raja Daud. Untuk apa? Berdoa bersama. Luar biasa. Sebelum rangkaian kegiatan digelar hingga Minggu siang, landasan utama harus dibangun. Doa.

Dinginnya udara kaki Gunung Klabat nan sejuk seperti tidak dihiraukan lagi. Semua datang dengan kaos oblong berwarna ungu. Hanya sedikit yang menutupi tubuh dengan jaket. Peserta begitu banyak. Bahkan hingga ada 11 kelompok. First miracle happened that morning: animo besar.

Kenapa bisa? Nanti kita lihat.

The rest of the day menjadi begitu menyenangkan. Orang dewasa hingga anak-anak. Semua datang dalam satu kesatuan keluarga. Skala kecil jelas keluarga masing-masing, Tapi gambaran besarnya lebih menarik. Setiap orang menjadi bagian dalam keluarga besar Universitas Klabat. Jadi satu. Tidak ada perbedaan strata di sana. Jabatan dan posisi hanya amanah. Minggu pagi itu semua ditanggalkan. Hanya kebersamaan indah sebagai sesama anggota keluarga.

“Hal utama adalah sinergitas. Ini merupakan mata rantai utama yang mejadi penghubung di tataran lintas departemen, fakultas bahkan juga dengan gereja itu sendiri serta semua elemen yang ada di Universitas Klabat. Kenapa harus ada gereja, karena BWA UNKLAB merupakan bagian integral dari kegerakan Gereja Masehi Advent Hari ke Tujuh. Ini merupakan bagian tidak terpisahkan,” tegas Ketua BWA Jemaat UNKLAB, Nouke Oroh SE, MBA, MSC.

Sementara itu ketika menyinggung tentang pentingnya pemberdayaan perempuan, isteri tercinta dari Rektor Universitas Klabat, Danny I. Rantung MBA, PhD ini memiliki pandangan lugas.

“Bakti Wanita Advent merupakan wadah untuk semua perempuan Advent mengembangkan semua potensi yang mereka miliki. Saya yakin kita semua memiliki talenta yang harus dikembangkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Penting untuk dipahami bahwa kuncinya adalah diri sendiri. Mau atau tidak memberi diri dipakai sebagai instrument di tangan Tuhan. Itu saja dulu. BWA memiliki banyak sekali kegiatan, tempat dimana perempuan Advent dilatih dan ditempa to live their life in the fulness,” imbuhnya.

Ia mengatakan bahwa kegiatan Minggu pagi yang digelar ini hanya merupakan bagian kecil dari semua aktivitas dan rencana BWA UNKLAB di waktu yang akan datang. Menjadi harapannya untuk semua anggota BWA untuk aktif terlibat dalam semua kegiatan.

Sementara itu, setelah doa pagi kegiatan lanjut dengan foto bersama. Ada juga kegiatan menyenangkan ketika setiap kelompok menyiapkan yel-yel untuk dilombakan. Lucu dan kocak. Bahasa gaulnya: gokil. Semua seperti lupa bahwa mereka ini adalah orang-orang yang berpengaruh di level masing-masing. Ada juga yang kaget, “Waduh, ternyata asik juga tuh Sir sama Maam itu… Jago juga nyiapin yel-yel….”

Singkat kata seru sekali.

Giliran untuk bergeser ke parking lot depan GA UNKLAB. Siap untuk jalan pagi keliling kampus. Tentu tambah rame. Ada yang bernyanyi. Banyak juga hanya jalan santai sambal ngobrol ringan. Beberapa tampak asik sendiri menikmati indahnya pagi. Gado-gado. Tapi enaknya keterlaluan. Tidak lupa, yel-yel langsung dilombakan. Para juri keliatan serius. Mereka ini para petinggi di kampus. Kadang senyum, hingga tertawa lepas. Jadi diri sendiri.

Setelah jalan ada kegiatan senam yang juga tak kalah asik. Akhirnya tiba acara bagi-bagi hadiah. Semua senang. Pemenang so pasti dapat. Yang belum menang ternyata kebagian jatah juga. So basicaly everyone is a winner. Keren. Pesan moralnya, semua usaha pasti ada reward.

Lantas bagaimana doa berperan?

“Kita tahu doa adalah elemen terpenting dalam sebuah acara. Ini juga yang menjadi landasan saya sebagai seksi acara. Tanpa doa semua akan sulit untuk dijalani. Saya juga tidak menyangka animo akan begitu besar sejak doa subuh. Sungguh luar biasa ketika Roh Kudus yang menggerakkan kita untuk datang bersama,” urai Itje Rosali Polii, SM, selaku Koordinator Seksi Acara merangkap Humas menuturkan.

Baginya, ukuran sukses acara ini adalah terbangunnya sebuah kerja sama yang lebih solid di antara semua yang terlibat. Bukan hanya yang bekerja sebagai panitia, tetapi setiap individu dalam konteks keluarga besar Universitas Klabat.

“Semua yang bekerja merupakan pribadi-pribadi hebat dengan sederet ide-ide brilian yang tentu saja sangat luar biasa. Masalahnya tidak semua gagasan yang tertuang bisa diaplikasikan. Ada banyak yang harus mengalah. Ini sebenarnya poin terpenting dalam mempersiapkan acara ini. Kami bersinergi dan bekerja dalam sebuah unit. Semua seksi saling berkoordinasi maksimal penuh tanggung jawab. Tidak ada yang nganggur. Bukankah ini sesuatu yang luar biasa?” tutur sosok yang akrab dipanggil dengan Maam Ross ini.

So, packaging acara ini adalah to have fun. Memang disiapkannya begitu. Tapi jangan berhenti di sana. Ada begitu kental nilai-nilai implisit di sana. Tidak gampang bekerja bersama di dalam sebuah tim yang diisi oleh pemain-pemain hebat nan berbakat.

Tiba-tiba jadi ingat Galatia 5:22. “But the Holy Spirit produces this kind of fruit in our lives: love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness, and self-control. There is no law against these things!”

Ternyata itu muaranya. Kunci sukses ada di sana. Amazing.

Last but not least, perempuan-perempuan hebat itu telah bekerja dengan luar biasa. Mereka bisa karena di empowered dengan tepat. “Praying and Exercising: Nurturing Body and Soul” hanya salah satu wadah untuk barkarya. Tentu banyak hajatan lain yang jauh lebih besar, menantang, kompleks, demanding serta taxing untuk digarap. Masalah? Tentu saja tidak. BWA UNKLAB selalu siap dengan menerima tantangan baru. Mereka ini ibarat elang.

” Eagles are not intimidated by the heights and forceful winds that other birds may fear. Instead, they take advantage of the gales, flying into the wind, setting their wings so the gusts only lift them higher. Nor do eagles waste time battling with other birds that are pests to them. When attacked, they simply mount up higher and higher until they reach an altitude in which their enemies cannot survive.” – Joyce Meyer.

Ketika akhirnya semua harus kembali pulang, everyone was very well nurtured.

Tinutuan, midal, bubur kacang ijo, tahu goreng, pisang goroho stik, pisang sepatu goreng menjadikan pagi itu makin sempurna.