FMI 2023: Panji UNKLAB Berkibar, Ukir Prestasi di Ujung Timur Nusantara

Namanya Deske W. Mandagi. Seorang akademisi muda. Enerjik. Berwawasan luas. Agak pendiam, tapi koleris sejati. Sudah berkeluarga dan dikaruniai satu orang putri cantik. Namanya Shiena Aubrielle Mandagi. Sang isteri Yunita Peggy Tappy, juga seorang akademisi. Keduanya mengabdi di Universitas Klabat. Lebih tepatnya melayani. Bernafaskan Kristen, Universitas Klabat memang dinaungi oleh denominasi Gereja Masehi Advent Hari ke Tujuh. Sebuah kampus asri, bak di luar negeri. Di selimuti pepohonan nan serasi. Kalau belum pernah ke sini, cobalah sekali-kali. Sekedar melepas penat ataupun mencari universitas untuk sang buah hati.

Deske W. Mandagi SE, MM, MSc, PhD. Begitu namanya jika ditulis lengkap. Deretan gelar adalah refleksi tajam kapasitas keilmuan yang dimiliki. Tentu bukan untuk petantang petenteng. Lebih kepada menghargai kerja keras serta usaha tiada henti. Tentu saja untuk mengembangkan diri, supaya memiliki kredibilitas tinggi di kalangan akademisi. Sosok rendah hati. Modesty yang terpancar berasal dari pembawaan setiap hari. Mahasiswanya suka cara dia membawa materi. Berisi. Gampang dipahami. Gelarnya bisa ditambah jadi “dosen terfavorit” sejati. Sah-sah saja.

Awal bulan ini ia berangkat ke Jayapura, kota menawan di ujung timur nusantara. Bukan jalan-jalan. Bersama tiga rekan sejawat, ia mengikuti sebuah event berskala nasional. Tajuknya Forum Manajemen Indonesia. Bukan kaleng-kaleng karena acara ini adalah tempat berkumpulnya kaum akademisi se-nusantara. Prestisius dan bergengsi. Dari data yang dirilis, ada 700 kaum akademisi dari 50 perguruan tinggi. Dilansir dari laman resmi FMI, event ini merupakan pengejawantahan keilmuan manajemen di lingkup perguruan tinggi. Itulah sebabnya ahli-ahli manajemen berkumpul secara rutin untuk membahas setiap kemajuan dan perkembangan yang terjadi. Visi harus disamakan supaya sinergitas terbangun solid.

Fenomena globalisasi serta free market yang meruntuhkan sekat-sekat perbatasan antar negara, harus disikapi dengan bijak. Ilmu management mengambil perannya di sini. Ada istilah Management 4.0. Tak lain, ini merupakan produk derivative dari Revolusi Industri 4.0. Semua menjadi digital. Unsur konvensional akan ditinggal. Teknologi mengambil peran. Artificial intelligence kini makin di depan. Pembaharuan industry harus ditandem dengan pengamatan jeli terhadap perilaku konsumen. Tidak hanya itu, perilaku branding juga kudu dicermati. Abai melakukan hal ini, akan menjadi bom waktu bagi sektor industry.  Ilmu manajemen seperti ada di persimpangan di tengah konsep-konsep “dunia baru” imbas masuknya dunia ke gelombang revolusi teranyar.  

Tak bisa ditawar, ilmu management kini menjelma ibarat putri cantik yang jadi rebutan banyak pihak. Too good to be true. Tapi begitulah faktanya.

Pertanyaannya, dimana padepokan tempat jawara-jawara ekonomi ini digembleng?

Perguruan tinggi.

Sebagai pijakan terakhir mahasiwa sebelum melaju di jalur cepat karir professional, keberadaan universitas menjadi vital fungsinya. Taruhan menjadi begitu besar jika gagal menyiapkan generasi muda bertalenta dengan daya saing tinggi. Menjadi game changer di tengah pergeseran fundamental hampir di semua sektor ekonomi, membutuhkan sumber daya manusia yang dekat dengan state of the art technology. Belum lagi faktor kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang kian cepat menyisir berbagai sendi kehidupan.

UNKLAB mengirim empat delegasi. Semua dosen berprestasi. Tidak salah karena ini membawa panji institusi. Taruhannya nama baik dan tentu saja gengsi organisasi. Frisky Kasingku SE, MSc, Ika Prayanti, SE, MM serta Lanemey Pandeiroth SE, MM. Itulah nama-nama pilihan yang membawa nama besar Universitas Klabat di ajang itu. Mereka orang-orang berotak encer. Kenyang dengan research, dekat dengan geliat ilmu dan teknologi.

At the end of the day, Sir Deske secara meyakinkan berhasil meraih salah satu FMI Award, yaitu “The Best Presenter in Marketing Session”. Sebuah prestasi yang membanggakan. Lugas, ia mengatakan ini merupakan pembuktian mendasar dari kualitas penelitian yang dilakukan di Universitas Klabat, dimana tidak ada lagi sekat-sekat teori yang selama ini menjadi hambatan hadirnya research yang bermanfaat positif  bagi komunitas akademisi serta masyarakat dalam gambaran besarnya.

Dalam presentasinya, ia melakukan elaborasi dan eksplorasi komprehensif yang diperoleh dari hasil penelitian ilmiah, guna memberikan ide serta masukan berharga terkait dengan rumitnya proses branding di sektor UMKM. Selain itu ia juga berharap lewat penelitian ini, akan ada acuan-acuan strategis untuk memberdayakan UMKM terkait dengan bagaimana membina hubungan dengan konsumen.

Adapun bentuk hilirisasi dalam kemasan pengabdian kepada masyarakat tentu saja menjadi episentrum dari setiap research yang dilakukan. Hal mana menjadi objektivitas utama dari seorang Deske Mandagi. Satu-satunya intensi yang ia usung adalah memastikan bahwa ide dan gagasan yang ditawarkan bisa membentuk sebuah konektivitas yang bermanfaat, untuk menggalang kolaborasi kaum peneliti di sektor marketing dan manajemen. Menjadi pemenang award baginya adalah sebuah kehormatan, melihat betapa ajang ini menjadi pijakan dan panggung terbesar para akademisi dalam memperlihatkan pencapaian tertinggi dalam keilmuan mereka.

Menjadi pemenang bisa menjadikan seseorang lonely at the top?

Deske menampik anggapan ini. Menurutnya, semua akademisi memiliki fungsi krusial untuk terus mengembangkan disiplin ilmu masing-masing lewat jalur penelitian. Dengan kapabilitas sejajar, setiap individu memegang peranan penting dalam memberi dampak bagi komunitas luas dimana passion dan komitmen menjadi kunci untuk mencapai setiap tujuan.

Bicara mengenai pencapaian karir pribadi, raihan di ajang FMI 2023 ini menjadi semacam awasan -jika bukan sebuah tonggak pencapaian-, untuk terus mengembangkan diri penuh dedikasi. Baginya, memupuk paradigma dan pola pikir seperti ini akan memperkaya visi dalam mengejar tujuan utama dalam karir akademisnya, yaitu berkontribusi tanpa batas, terus  menjadi dampak positif serta teguh dalam menjaga komitmen untuk belajar dan terus belajar.

Tentu saja di balik setiap pencapaian, ada cangkang kokoh yang memberikan perlindungan dan rasa aman. Tanpa ragu ia meyakini bahwa Universitas Klabat merupakan institusi yang membuatnya bisa berkembang dan mencapai level dimana ia berdiri saat ini. Tidak juga menampik bahwa UNKLAB selalu berupaya untuk menggali semua potensi yang terkandung dalam masing-masing individu. Teaching dan research menjadi dua jalur utama yang disiapkan. Sementara FMI hanya merupakan salah satu implikasi nyata dari komitmen institusi bagi pengembangan setiap potensi.

Continuous learning is the key that unlocks the doors to limitless opportunities, and humility is the compass that guides your journey. Ini adalah motto hidup dari Deske W. Mandagi.

Menapaki jejak-jejak sukses di masa lalu, sekarang dan akan datang jelas memerlukan sumber inspirasi. Riuh dan ramai kaum akademisi menentang ketuhanan, terlibas oleh logika nan sempit. Tapi tidak untuk Deske Mandagi. Baginya, sumber inspirasi utama kehidupan adalah Sang Empunya kehidupan itu: Yesus Kristus. Dalam pribadi agung itu, tersimpan begitu banyak prinsip hidup. Pentingnya untuk tidak pernah berhenti belajar. Bagaimana mengalami pertumbuhan rohani. Pengembangan diri. Pengertian mendalam tentang pribadi dan juga dunia. Semua ia dapatkan dari pribadi Yesus. Teladan prinsip kerendahan hati yang diajarkan Kristus, memberi Deske kompas dalam perjalanan kehidupan untuk memastikan ilmu pengetahuan yang ia miliki bersanding sepadan dengan rasa hormat, keinginan melayani sesama dan belas kasihan kepada siapapun yang ada disekelilingnya.

Sebuah kata bijak dari Robert Kiyosaki berkata begini, “Ada emas di mana-mana, hanya saja kebanyakan orang tidak terlatih untuk melihatnya.”

Universitas Klabat patut berbangga karena memiliki kemampuan untuk bisa melihat emas yang bertebaran di dalam lingkup institusi. Deske W. Mandagi adalah salah satu dari mereka.