
Dulu namanya The UNKLAB Fekon Choir (TUFC). Tapi akrab dengan sebutan Fekon Choir. Sempat ada friksi ketika nama hendak diubah menjadi FEB Choir. Ikatan emosianal para alumni jadi faktor utama. Ternyata Fekon bukan cuma sekedar nama. Itu adalah identitas diri. Analoginya terkesan extrim. Di Universitas Klabat, banyak mahasiswa memiliki nama yang sama. Bahkan marga keluarga juga bisa mirip. Pembedanya cuma satu: Fekon. Billy Fekon. Anthon Fekon. Nita Fekon. Mega Fekon. Semua langsung kenal. Sakral dan bertuah. Begitulah kira-kira. Sedemikian kuat ikatan yang terjalin di antara member paduan suara ini, dari generasi ke generasi. Your problem is my problem. Itu tanda kepedulian. Sebuah cinta yang tidak pernah pudar, luntur atau lekang ditelan waktu. Singkatnya, mereka adalah keluarga. Meskipun datang dari lintas fakultas, anak-anak muda ini dilebur menjadi satu kesatuan dan satu ikatan keluarga TUFC.
Sing for joy, study for future and serve for the glory of God. Itulah dapur peleburan mereka.
Hari sabtu sore, 11 November 2023. Fekon kembali menggelar home coming concert dengan mengusung tema Canticles of Praises. Mereka baru saja menyelesaikan tur di Mamuju Sulawesi Barat. Masuk ke sebuah dusun bernama Salumoni. Sebuah perkampunan sederhana di ujung perkebunan sawit maha luas di Provinsi Sulawesi Barat. Di sana Fekon Choir menggelar berbagai kegiatan. Melayani sesama dengan tulus dan penuh kasih. Membagi kebahagiaan sambil menebar sukacita. Berharap setiap benih yang ditabur akan menghasilkan buah satu kali kelak. Perjalanan panjang lewat jalan darat bukan hal yang mudah. Untuk sebagian member, ini adalah kali pertama melakukan pelayanan seperti ini. Mixed feeling itu pasti. Namun yang jauh lebih pasti adalah sukacita melayani.
Menghabiskan beberapa hari di Mamuju, cuma ada tiga kata yang menjadi kesan mereka. Cinta. Unforgettable. Memorable. Itu cukup untuk menggambarkan besarnya kebahagiaan ketika bisa bersentunhan dengan realita sebuah kehidupan yang mungkin belum pernah mereka temui.
Sabtu sore itu, Fekon Choir merayakan sukacita penuaian setelah kembali. Home coming concert dengan tema Canticles of Praises resmi dimulai. Pioneer Chapel Universitas Klabat sesak terisi. Seperti sudah jadi tradisi, para alumni bahkan dosen fakultas ekonomi pun harus ikut bernyanyi. Dari berbagai angkatan, semua berbaur dalam satu harmoni. Harmoni surgawi. Dalam balutan seragam blue navy, wajah-wajah itu tampak berseri. Senyum terkembang tiada henti, meski alunan nada begitu tinggi. Sedikitpun tak nampak letih, meski kaki-kaki harus tetap berdiri. Lantunan kidung-kidung nan suci, seperti sejuknya air mengalir damaikan hati.
Turun dengan komposisi terbaik, performance kali ini mencetak sebuah sejarah. Untuk pertama kali tiga conductor menggawangi Fekon Choir yang tampil begitu memukau. Sharleen Ema Pandeirot, Whitley Hana Kayla Patadungan dan Drake Alan Mokorimban, adalah pribadi-pribadi yang membuat penampilan malam itu begitu luar biasa. Nama terakhir merupakan coach atau pelatih yang kini menangani Fekon Choir. Tentu bukan kaleng-kaleng karena ia merupakan tim tekhnis dan pelatih female choir dari sebuah paduan suara legenda di Sulawesi Utara. Gema Sangkakala. Para penikmat choir tentu sudah tidak asing lagi dengan nama itu. Aktif di paduan suara selama 20 tahun hingga hari ini, Drake juga sempat menimba pengalaman bersama The Archipelago Singer di Jakarta. Tentu saja ini privilege bagi TUFC bisa ditangani oleh sosok sarat pengalaman.
Malam itu ia mengapresiasi penampilan yang memukau dari anak-anak Fekon Choir. Tak segan ia memberikan pujian selangit. Menurutnya jika ditarik time line sejajar, maka talenta-talenta current batch ini bisa sejajar dengan Paduan Suara UNIMA yang sudah demikian mendunia.
“Malam ini anak-anak sejak lagu pertama telah berhasil membangun sebuah vibes yang positif. Memang tingkat kesulitan-lagu yang dinyanyikan itu bisa dibilang beragam, dengan pertimbangan banyak anggota baru. Ada lagu yang memang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan mereka bisa. Ada repertoire yang menggunakan piano dimana hal ini sangat membantu dari segi pitch control,” demikian Drake Alan.
Ia menegaskan bahwa persiapan konser ini sangat minim karena kurang dari waktu persiapan ideal untuk sebuah konser besar seperti ini. Dimulai sejak Agustus, berarti hanya separuh waktu yang sebetulnya dibutuhkan. Sebab itu Alan sangat mengapresiasi usaha dan kerja keras member yang memberikan semua yang mereka miliki untuk acara malam itu. Lebih jauh dia memberikan sebuah masukan berharga untuk pengembangan paduan suara, bukan hanya Fekon Choir tetapi semua grup yang ada di Universitas Klabat.
“Bicara mengenai peningkatan kualitas sebuah paduan suara, sebetulnya kita memiliki begitu banyak praktisi musiik serta kaum akademisi musik. Untuk paduan suara kampus, yang harus dilakukan adalah berani untuk keluar. Jangan ekslusif tapi harus inklusif. Harus bisa menerima masukan dari luar dan jangan memakai standar penilaian internal dari dalam kampus. Ini yang saya temukan di awal melatih Fekon Choir. Saran saya cobalah untuk lebih terbuka dengan membuka seluas-luasnya koneksi dengan para praktisi dan akademisi musik ini. Kegiatan seperti workshop dengan mengundang mereka, akan sangat positif bagi pengembangan paduan suara kampus,” pungkas Coach Drake.
Sementara itu Rektor Universitas Klabat, Danny Rantung MBA, PhD menyatakan apresiasinya atas terselenggaranya Canticles of Praises Concert hari itu.
“Saya berterima kasih kepada FEB Choir yang didukung penuh oleh para alumni. Lebih seringlah berbagi ilmu dan teruslah berkunjung ke kampus ini. Ini adalah rumah kalian. Terima kasih untuk cinta yang tidak pernah hilang dari para alumni meskipun kini tersebar di berbagai belahan dunia. Apa yang dilakukan FEB Choir dari tur ke Mamuju hingga konser malam ini merupakan sesuatu yang sangat saya hargai. Melayani untuk pekerjaan Tuhan di tengah kesibukan sebagai seorang mahasiswa, merupakan hal yang sangat luar biasa. Sukses terus untuk FEB Choir di masa yang akan datang,” demikian Sir Rantung menegaskan.
Ketika akhirnya temaram senja mulai turun menyapa, tak terasa kidung terakhir segera menggema. Siraman rohani nan berharga, tertabur sarat makna. Tentu ini jadi bekal utama, untuk arungi perjalanan pelayanan di depan mata. Apalah gunanya indah dan merdu suara. Namun tanpa arahan dari Sang Kuasa. Pelayananan adalah hasil kasat mata, tapi karakter ilahi jangan pernah abai atau bahkan lupa.
“Apa yang dilakukan oleh FEB Choir ini bukan hanya bernanyi tetapi juga melayani. Saya kagum dengan suara-suara yang begitu hebat. Dalam sebuah buku berjudul Awake The Giant dijelaskan bahwa di dalam diri manusia itu terdapat raksasa-raksasa yang jika dibangunkan akan merevolusi dunia ini. Salah satu raksasa itu adalah olah vocal yang memiliki fungsi besar dalam kehidupan manusia. Alkitab juga membahasa panjang lebar tentang fungsi lagu-lagu pujian. Ayub berkata lagu adalah sarana pertobatan yang bisa membuat seseorang berbalik dari dosa dan kembali kepada Tuhan. Mari di dalam kehidupan kita, gunakanlah lagu sebagai sarana dan alat untuk menjangkau hati orang, sebagai kekuatan Allah bagi kita untuk menghadapi tekanan kehidupan,” demikian Ketua GMAHK UKIKT, Pdt Samuel Bindosano dalam renungan singkat di penghujung konser malam itu.
Nasihat Firman Tuhan yang ia sampaikan merupakan dorongan berharga bagi Fekon Choir dan semua yang hadir malam itu untuk lebih giat melayani lewat lagu.
Ketika akhirnya semua harus beranjak pergi, satu yang tertinggal di dalam hati. Tak pernah cukup untuk puas berada di hadirat ilahi, dengan lagu-lagu pujian nan suci. Semua adalah gambaran presisi, bagaimana berada di surga nanti. Satu hal yang pasti, TUFC kini telah kembali. Menjadi nomor satu bukan hal paling hakiki. Pahala duniawi hanya sekelebat embun pagi yang kering disambar panas mentari. Menjadi rendah hati dalam melayani, itu capaian tertinggi.
“Seperti wanita mengurapi-Mu. Menangis di bawah kaki-Mu. Demikian hidupku mau mengasihi-Mu. Yesus Engkau baik bagiku. Sampai akhir kumenutup mata. Ku tetap setia menanti janji-Mu. Sampai kudapatkan mahkota kehidupanku. Ku tetap setia kumelayani-Mu”
Fekon Choir ada, untuk tetap setia melayani….